BALADA WAKIDJAN

CERITA 1
BALADA WAKIDJAN

Wakidjan begitu terpesonanya dengan permainan piano Nadine.
Sambil bertepuk tangan, ia berteriak, "Not a play! Not a play!"
Nadine bengong. "Not a play?"

"Yes. Not a play. Bukan main."
Tukidjo yang menemani Wakidjan terperangah. "Bukan main itu bukan not a
play, Djan."
"Your granny (Mbahmu). Human I have check my dictionary kok.(Wong saya
sudah periksa di kamus kok)"
Lalu berpaling ke Nadine. "Lady, let's corner (Mojok yuk).
But don't think that are nots (Jangan berpikir yang bukan-bukan).
I just want a meal together."

"Ngaco kamu, Djan," Tukidjo tambah gemes.
"Don't be surplus (Jangan berlebihan), Djo. Be wrong a little little is
OK toch.?"

Nadine cuman senyum kecil. "I would love to, but ..."

"Sorry if my friend make you not delicious (Maaf kalau teman saya bikin kamu
jadi nggak enak)" sambut Wakidjan ramah.

"Different river, maybe (Lain kali barangkali). I will not be various
kok (Saya nggak akan macam-macam kok)."

Setelah Nadine pergi, Wakidjan menatap Tukidjo dengan sebal. "Disturbing
aja sih, Djo. Does
the language belong to your ancestor (Emang itu bahasa punya moyang lu)?"

Tukidjo cari kalimat penutup. "Just itchy Djan, because you speak
English as delicious as your belly button." (Gatel aja, Djan, soalnya
kamu ngomong Inggris seenak udelmu dewe).

Wakidjan cuman bisa merutuk dalam hati, "His name is also effort."
(Namanya juga usaha)

Comments

Popular posts from this blog

PRINSIP DAN TEKNIK IDENTIFIKASI DAMPAK LINGKUNGAN

biotek yoghurt

Mahalnya Kebersihan