cerita kang faisol

Kang Faishol

(Cerita ini sebenarnya Cuma pengen memberikan masukan pada kita agar selalu berprasangka positif terhadap semua yang kita miliki dan apa yang terjadi pada diri kita. Agar kita tidak mudah menvonis buruk diri kita dan orang disekitar kita)

Kang faishol adalah lurah pondok di sebuah pesantren dikenal sebagai orang yang ramah dan pandai menghadapi santri-santri yang bandel. Lamanya dia di pesantren dan pengalamanya berhadapan dengan banyak santri serta jabatanya sebagai lurah pondoklah mungkin yang jadi salah satu penyebabnya. Suatu hari dia dihadapkan dengan seorang santri bandel bernama karim dari Madura. Karim dipanggil kang faishol karena dia habis ngganggu temenya yang lagi tilawah.

Sambil nunggu kedatangan karim di sekrretariat pondok yang sekaligus kamarnya, kang Faishol menyempatkan diri tiidur-tiduran sambil tafakkur. Tak berapa lama datanglah Karim yang ditunggunya

Karim : Assalamu'alaikum (pelan,sambil agak takut-takut ngetuk pintu)

Kang Faishol : Wa'alaikum salam.. eh mas karim, monggo masuk

Sambil mempersilahkan karim duduk, kang Faishol memperhatikan Karim yang berkulit Hitam dengan rambut keriting. Setelah karim duduk tanpa babibu, tapi tetep penuh keramahan kang Faishol tiba-tiba bertanya

Kang Faishol : Sampeyan tinggal di Pesisir?

Mendapat pertanyaan seperti itu Karim tersinggung

Karim : apa maksud sampeyan? Apa mentang-mentang kulit saya hitam di bilang saya orang pesisir?

Kang Faishol : oooh Nggak mas, tadi begitu emlihat njenengan saya langsung inget kenalan saya yang orang pesisir. Orang-orang pesisir itu pengetahuanya luas, seluas laut yang dipandang dan dijamahnya setiap hari; punya pandangan yang jauh, sejauh bintang yang selalu dilihatnya sebagai petunjuk arah dan waktu ketika malam hari di tengah laut. Orang pesisir itu punya kepribadian yang tegas, kukuh (konsisten) seperti perahu yang dikemudikanya, walopun datang ombak, badai dan rintangan-rintangan lain, dia tetap berjalan dan berjalan hingga sampai tujuan, atau mati dalam berusaha. Eh kok malah nglantur… tadi pertanyaan saya belum dijawab, bener njenengan dari pesisir?

Karim : iya kang. (kali ini dengan agak malu-malu, tapi mukanya menunjukkan perasaan bangga)

Kang Faishol : waah beruntung saya brtemu sampeyan

Karim : biasa aja kang

Belum habis rasa bangga dihati karim, kang faishol bertanya lagi

Kang Faishol : nyuwun sewu niki mas, sampeyan apa juga punya usaha buat garam?

Muka karim memerah,dengan nada membentak menjawab pertanyaan kang faishol

Karim : apa maksud sampeyan? Kulit saya memang hitam seperti pembuat garam, memang kenapa?

Kang Faishol : waduh, saya ga bermakasud apa-apa mas. Temen saya yang orang pesisir itu juga pembuat garam. Bisa bayangin nggak kalo dunia ini ga ada garam? Hambar sekali.. setiap orang butuh garam, mulai dari tukang masak untuk perasa makanan, anak-anak pramuka untuk ngusir ular sampai dukun juga make untuk ngusir setan. Pembuat garam itu berjasa sekali, seharusnya pahlawan tanpa tanda jasa lebih tepat diberikan ketukang garam daripada keguru. Ya nggak mas?

Karim : nggak lah kang, mosok Cuma buat garam dianggep pahlawam tanpa tanda jasa??

Kang Faishol : tapi bener mas, cobabayangin kalo gada garam?? Kalo Cuma jadi guru semua orang bisa. Mau orang gunung/orang pesisir, semua bisa jadi guru. Tapi kalo buat garam? Hanya orang pesisir yang bisa! Orang gunung tinggal make. Ya nggak?? Makanya pembuat garam itu pahlawan, semua orang berhutang budi pada tukang garam.

He.. he.. ceritanya Cuma sampe sini.

Tapi ada cerita lain.

Ada ikhwan yang punya seorang adek perempuan. Ikhwan ini berpikir bahwa dia harus mencurahkan perhatian habis-habisan pada adek perempuanya, sehingga adeknya merasa cukup dengan perhatianya dan tidak perlu cari perhatian dari orang lain. Suatu saat seorang teman mengingatkan "antum sdh semakin berumur, semakin dekat dengan usia pernikahan, saya khawatir ketika antum menikah nanti, adek antum tidak siap menerima perhatian antum harus dibagi dengan istri"

Mau tahu jawaban si Ikhwan??

"kalo saya nikah, justru yang perhatian sama adekku akan bertambah, bukan berkurang, karna ada istriku yang juga akan perhatian padanya"


oia dua cerita itu benar-benar terjadi, walopun nama-namanya sudah diganti.

Comments

Popular posts from this blog

PRINSIP DAN TEKNIK IDENTIFIKASI DAMPAK LINGKUNGAN

biotek yoghurt

Mahalnya Kebersihan